SYARAH DOA-DOA NABAWIYAH (3)
Abu Musa Al-Asy'ari -radhiyallaahu 'anhu- meriwayatkan bahwasanya Nabi -shallallaahu 'alaihi wasallam- biasa berdoa :
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ خَطِيْئَتِيْ، وَجَهْلِيْ، وَإِسْرَافِيْ فِي أَمْرِيْ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ جَدِّيْ وَهَزْلِيْ، وَخَطَئِيْ وَعَمْدِيْ، وَكُلُّ ذلِكَ عِنْدِيْ، اللّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ، وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ، وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ، وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"Ya Allah, ampunilah segala kesalahanku, ketidaktahuanku, perbuatanku yang melampaui batas serta segala kesalahan dan kekuranganku yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku.
Ya Allah, ampunilah segala dosaku, baik yang aku lakukan secara sungguh-sungguh maupun bercanda, baik yang disengaja maupun yang tidak., Dan sungguh aku sudah pernah melakukan semua itu.
Ya Allah, ampunilah segala dosaku, baik yang terdahulu maupun (dosa) yang (mungkin kulakukan) di masa mendatang, baik yang aku lakukan secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan dan juga seluruh kesalahanku lainnya yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku.
Engkaulah yang Maha memuliakan dan Maha menghinakan dan Engkaulah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu." (HR. Bukhari : 6398 dan Muslim : 2719)
POIN-POIN FAEDAH :
1. Doa ini termasuk doa yang sangat luas cakupannya dalam hal Istighfar (permohonan ampun) karena di dalamnya mengandung keumuman namun sekaligus mengandung perincian dengan menyebutkan makna dengan lafalnya yang jelas tanpa bergantung kepada lafal lain yang mengisyaratkan maknanya sehingga Istighfar ini mencakup (pengakuan) seluruh dosa si hamba, baik yang terdahulu maupun yang akan datang, lahir maupun batin, dan yang diketahui oleh si hamba maupun yang tidak diketahuinya.
2. Imam Al-Auza'i -rahimahullah- pernah berkata : "Seringkali diajarkan bahwa doa yang paling afdhal adalah doa yang disertai dengan sikap mengemis dan merendah di hadapan Allah" (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam Kitab Syu'abul Iman : 1157)
3. Doa ini diucapkan oleh Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- demi menampakkan rasa faqir dan penghambaan kepada Tahannya.
4. Doa ini mengandung pengajaran bahwasanya tidak ada seorangpun hamba yang tidak membutuhkan Allah; butuh kepada maaf, rahmat dan ampunan-Nya.
5. Imam Ibnul Qayyim -rahimahullah- berkata : "Doa adalah ibadah, rasa faqir, dan perendahan diri di hadapan Allah -'Azza wa Jalla-. Semakin seorang hamba memperbanyak, memperpanjang, mengulangi, menampakkan dan mengulang-ulang lafal yang ia gunakan di dalam doanya maka nilai peribadatan serta menampakkan kerendahan dan rasa faqir di hadapan-Nya tentu akan semakin besar dan itu akan semakin mendekatkan dirinya kepada Allah serta melipatgandakan kadar pahala bagi dirinya.
(Muhammad Basit)
0 Komentar