SYARAH DOA-DOA NABAWIYAH (4)
Ali bin Abi Thalib -radhiyallaahu 'anhu- berkata :
Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- pernah berpesan kepadaku : "Ucapkanlah,
اللَّهُمَّ اهْدِنِي وَسَدِّدْنِي
Ketika memohon petunjuk, ingatlah petunjuk arah kepada jalan yang benar. Ketika memohon kelurusan sikap, ingatlah anak panah yang tepat mengenai sasarannya.”
Dalam riwayat yang lain disebutkan :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الهُدَى وَالسَّدَادَ
"Ya Allah, aku memohon kepadamu petunjuk dan kelurusan sikap." (HR. Muslim : 2725)
POI-POIN FAEDAH :
1. Maksud dari Al-Hudaa adalah pengetahuan akan kebenaran, baik secara umum ataupun terperinci, serta taufik untuk mengikutinya secara lahir dan batin.
2. Sedangkan maksud dari As-Sadaad adalah kecocokan sikap terhadap kebenaran, kesesuaiannya dengan petunjuk Nabi yang mulia serta keistiqamahan di atas semua itu.
3. Saat memohon petunjuk hendaknya kita hadirkan di dalam benak kita tentang petunjuk arah kepada jalan yang benar. Demikian pula ketika kita memohon kelurusan sikap maka hendaknya kita hadirkan di dalam benak kita akan anak panah yang tepat mengenai sasaran. Maksudnya adalah sebagaimana yang dinyatakan oleh Al-Imam An-Nawawi -rahimahullah- di dalam kitab Syarhu Shahih Muslim (17/44) :
“Yakni, hadirkanlah makna-makna tersebut Ketika mengucapkan doa ini karena seseorang yang mendapatkan petunjuk jalan pasti tidak akan menyimpang darinya, dan seorang pemanah pasti akan berusaha keras untuk meluruskan bidikannya hingga dapat tepat mengenai sasaran. Demikian pula seorang yang berdoa hendaknya ia berusaha maksimal untuk meluruskan dan membenarkan ilmunya, serta mengikuti sunnah Nabi -shallallahu 'alaihi asallam-.
Pendapat lain mengatakan bahwa perumpamaan tersebut diberikan agar seorang yang berdoa selalu mengingat kelurusan sikap dan hidayah serta tidak melupakannya."
(Muhammad Basit)
0 Komentar