SYARAH DOA-DOA NABAWIYAH (5)
Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- meriwayatkan bahwa Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- biasa membaca doa :
اللَّهُمَّ أصْلِحْ لِي دِيْنِيَ الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي ، وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي ، وَأَصْلِحْ لِي آخِرتِي الَّتي فِيهَا مَعَادِي ، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ ، وَاجْعَلِ المَوتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
"Ya Allah, Perbaikilah agamaku, yang mana ia merupakan penjaga bagi segala urusanku. Perbaikilah duniaku, yang mana ia merupakan tempat hidupku. Perbaikilah akhiratku, yang mana ia merupakan tempat kembaliku. Jadikanlah kehidupanku sebagai kesempatan untuk menambah kebaikan, dan jadikanlah kematianku sebagai momen kebebasanku dari segala keburukan." (HR. Muslim No. 2720)
PENJELASAN :
1. Allaahumma ashlih lii diinii...(Ya Allah, perbaikilah agamaku...) merupakan permohonan perihal taufiq untuk melaksanakan seluruh kewajiban, adab dan konsekuensi Islam dengan sebaik dan sesempurna mungkin. Permohonan perbaikan agama lebih didahulukan lantaran ia merupakan pondasi bagi segala urusan yang lainnya.
2....alladzii huwa `ishmatu amrii...(...yang mana ia merupakan penjaga bagi segala urusanku..) maksudnya adalah berpegang teguh dengan Islam di atas metode yang benar merupakan penjagaan bagi seorang hamba dari berbagai fitnah yang menyesatkan serta penyimpangan, baik dalam hal keyakinan maupun peribadatan. Dan sebaliknya, tindakan menyia-nyiakan dan memandang sebelah mata urusan agama merupakan faktor utama kekacauan dan kekurangan yang menimpa seseorang.
3....wa ashlih lii dunyaaya...(...Perbaikilah duniaku...) merupakan permohonan perbaikan atas kehidupan dunia. Yakni dengan anugerah berupa kecukupan dalam kebutuhan hidup, dan agar segala yang diraih berstatus halal dan benar-benar membantu untuk semakin meningkatkan ketaatan kepada Allah.
4....allatii fiihaa ma`aasyii...(...yang mana ia merupakan tempat hidupku...). Ini menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki kehidupan dan rezeki yang telah ditentukan; ia tidak akan wafat sampai semua jatah yang telah ditakdirkan untuknya terpenuhi.
5....wa ashlih lii aakhiratii...(...Perbaikilah akhiratku...) merupakan permohonan perbaikan atas kehidupan Akhirat, dan ia dapat diraih dengan anugerah dan taufik dari Allah berupa kemudahan untuk mengikhlaskan ketaatan, akhir kehidupan yang baik, serta kemenangan dengan meraih kenikmatan abadi di Surga.
6....allatii fiihaa ma`aadii...(...yang mana ia merupakan tempat kembaliku...) yaitu bahwa akhirat merupakan tempat dan momen kembalinya diri seorang hamba kepada Allah.
7....wa-j`ali-l hayaata ziyaadatan lii fii kulli khayr...(...Jadikanlah kehidupanku sebagai kesempatan untuk menambah kebaikan...). Ini menunjukkan bahwa perjalanan usia seorang muslim merupakan ajang untuk menambah amal kebaikan.
8....wa-j`ali-l mauta raahatan lii min kulli syarr (...jadikanlah kematianku sebagai momen kebebasanku dari segala keburukan). Ini menunjukkan bahwa dunia merupakan tempat yang penuh dengan kesulitan dan keletihan bagi orang-orang shaleh dan bahwa mereka tidak akan beristirahat secara sempurna hingga wafat di atas keshalehan dan agama yang baik. Selain itu, dapat juga disimpulkan bahwa seorang mukmin akan merasakan ketenangan dan keselamatan yang sempurna Ketika ia berjumpa dengan Allah dan ketika ia meraih kemenangan berupa pahala yang agung dan nikmat yang abadi.
Imam Al-Qurthubi -rahimahullah- berkata :
“Doa ini sangatlah agung, ia telah menghimpun kebaikan dunia dan Akhirat. Karenanya, sepantasnya bagi setiap orang yang sempat mendengarnya untuk menghafal dan berdoa dengannya siang dan malam. Semoga ia dimudahkan untuk memanjatkannya pada waktu terkabulnya doa, hingga ia mendapatkan kebaikan dunia dan Akhirat.” [Kitab Al-Mufhim li maa Asykala min Talkhiishi Kitaabi Muslim : 7/49]
Muhammad Basit
0 Komentar